Mungkin agak asing di telinga masyarakat Indonesia dengan nama chhurrpi, memang, apasih churrpi itu? nah, chhurpi sendiri adalah keju, bahkan churrpi dibilang sebagai keju terkeras di dunia loh. Chhurpi sendiri berasal dari desa terpencil di daerah himalaya Nepal. Chhurpi mengandung protein, dan rendah lemak, selain itu, karena berasal dari campuran susu yak (sejenis sapi yang banyak di temukan di daerah Tibet dan wilayah asia tengah) dan sapi betina. Untuk masyarakat Nepal dan India, churrpi salah satu makanan sehat yang ramah di kantong masyarakat, tidak heran keju churrpi ini menjadi salah satu keju favorit disana, walaupun teksturnya keras namun semakin dikunyah akan semakin lumer di mulut.
Menurut antropolog di Univeristas Tribhuvan yang bernama Mukhta Singh, susu menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat di daerah pegunungan himalaya, selama berabad-abad, masyarakat di daerah pegunungan ini menghasilkan berbagai macam olahan susu, salah satunya keju chhurpi. Bagaimana cara pembuatan keju chhurpi? menurut salah satu pembuat chhurpi, setiap jam 4 pagi, dia memerah sekitar 25 sapi, kurang lebih mendapat 300 liter, lalu di aduk selama 3 jam menggunakan mesin pengaduk susu dan dicampur berbagai zat asam seperti jeruk nipis atau asam sitat. Setelah itu diletakan disebuah wadah dan ditekan selama 24 jam menggunakan kayu untuk mengurangi kadar airnya. Setelahnya difermentasikan selama 6 sampai 12 bulan, lalu dipotong berbentuk kotak atau memanjang.
Di daerah Himalaya, keju chhurpi ini sangat diminati oleh masyarakat setempat untuk di jual, karena daya tahan keju sangat lama, maka untuk pengiriman keju dalam jarak yang jauh tidak akan cepat rusak dan basi. Chhurpi tahan hingga 20 tahun, namun menurut masyarakat makin kesini, chhurpi makin susah untuk di dapat, mungkin karena semakin banyak produk-produk keju lainnya. Di India, chhurpi disajikan bersama kari, sup dan acar, selain itu chhurpi bisa dijadikan camilan dan topping sebuah kue.
Sumber:
https://www.bbc.com/travel/article/20211005-chhurpi-the-worlds-hardest-cheese
foto : Neelima Voolangi
Comments
Post a Comment